Marriage with Benefits: Apa Itu?

Marriage with Benefits: Apa Itu?

Pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral yang dialami oleh setiap manusia. Nikah adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim serta menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya.

Dalam konteks yang lebih luas, pernikahan merupakan ikatan lahiriah antara dua orang, laki-laki dan perempuan, yang hidup bersama dalam suatu rumah tangga dan melahirkan keturunan sesuai dengan ketentuan agama yang dianut masing-masing.

Di zaman modern ini, terdapat banyak istilah yang menggambarkan pernikahan, salah satunya adalah “marriage with benefits”.

Jika ingin memahami lebih dalam mengenai arti dari marriage with benefits, artikel ini akan merangkumnya dengan lebih detail. Yuk, simak penjelasannya!

Pengertian Marriage with Benefits

Secara gamblang, belum ada pengertian marriage with benefits yang dijelaskan secara resmi. Namun, secara tidak langsung, ada beberapa sumber yang menjelaskan topik ini karena banyaknya praktik yang mengarah pada marriage with benefits.

Marriage with benefits adalah praktik yang umum terjadi antara laki-laki dan perempuan, di mana pernikahan hanya sebatas menggugurkan status seseorang menjadi menikah, namun dengan adanya persyaratan dan keuntungan yang disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam konteks bahasa Indonesia, istilah ini dapat diartikan sebagai pernikahan dengan keuntungan tertentu.

Contoh keuntungan yang disepakati adalah laki-laki menikahi perempuan tersebut untuk menutupi masalah yang dihadapi sang suami. Atau mungkin juga karena sang laki-laki ingin mencari pelarian dengan menikahi seorang perempuan, dan perempuan tersebut setuju dengan keuntungan lain yang ditawarkan oleh sang suami.

Dengan didasari pada keuntungan-keuntungan tersebut, praktik marriage with benefits menjadi suatu hal yang mengkhawatirkan karena tidak ada batasan dan inti dari pernikahan yang sakral menurut ajaran agama.

Dapat dikatakan bahwa marriage with benefits hampir mirip dengan perjanjian pernikahan (wedding agreement). Namun, marriage with benefits dilakukan berdasarkan kesepakatan antara mempelai laki-laki dan perempuan.

Marriage with Benefits Melanggar Syarat Perkawinan Menurut Hukum Islam

Secara tidak langsung, dalam hukum Islam, marriage with benefits sebenarnya melanggar syarat-syarat perkawinan. Para fuqaha (ahli hukum Islam) menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam akad nikah. Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi:

Wali perempuan adalah orang yang tidak memiliki atau kurang memiliki keahlian dari pihak orang tua atau anak.

Perempuan harus sudah baligh dan berakal, dan dapat menikahi dirinya sendiri tanpa kehadiran wali. Selain itu, wali perempuan dalam akad nikah harus memenuhi dua syarat, yaitu suami harus setara atau lebih tinggi statusnya dari perempuan, dan mahar akad harus setara dengan mahar mitsil atau kurang dari mahar mitsil jika wali perempuan meridainya.

Tidak ada penipuan dari kedua belah pihak.

Tidak ada cacat atau kekurangan yang dapat mempengaruhi pernikahan, misalnya penyakit serius yang berbahaya dari pihak suami.

Pada poin ketiga, ditegaskan bahwa segala bentuk penipuan setelah pernikahan adalah dilarang. Marriage with benefits dapat dikategorikan sebagai bentuk penipuan. Dengan kata lain, apabila pernikahan dilakukan dengan tujuan merugikan pihak istri, maka pernikahan tersebut dapat menjadi haram menurut hukum Islam.

Dampak dari Marriage with Benefits

Marriage with benefits memiliki dampak negatif jika dipraktikkan dalam jangka panjang, salah satunya adalah terganggunya keharmonisan dalam keluarga.

Perlu diingat kembali bahwa keharmonisan merupakan salah satu indikator keberhasilan dan kebahagiaan dalam sebuah hubungan. Keharmonisan adalah inti dari kesuksesan dalam rumah tangga, yang ditandai dengan saling mencintai, menghormati, dan menghargai satu sama lain.

Dampak buruk lainnya adalah adanya potensi perselingkuhan antara pasangan yang menjalani marriage with benefits. Pernikahan yang didasarkan pada keuntungan semata seperti dalam istilah ini memiliki pengaruh besar dalam rumah tangga, terutama dalam hal merugikan kedua belah pihak dan orang tua. Perselingkuhan menjadi dampak yang tidak dapat dihindari karena tidak adanya ikatan lahir dan batin yang kuat.

Selain itu, pernikahan semacam ini juga dapat menyebabkan kehampaan dalam hubungan suami istri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ruang untuk saling mengenal satu sama lain. Marriage with benefits hanya memprioritaskan keuntungan pribadi sebagai tujuan pernikahan, bukan sebagai dasar kehidupan antara pasangan.

Itulah beberapa fakta mengenai marriage with benefits yang saat ini menjadi topik pembicaraan. Semoga penjelasan mengenai marriage with benefits dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.

You might also like